Senin, 12 Desember 2011


Story about me..
Setiap kali musim liburan datang, aku selalu pergi ke rumah nenekku di Lubuk Basung. Tidak terkeculi padaliburan akhir semester kemarin, aku pun langsung berangkat dengan travel bersama kedua adikku.
Sesampai disana nenek menyambut kami dengan senang. Pada hari pertama memang sch g’ terlalu membosankan karena aku mesti ke rumah keluarga dan kerabat terdekat.Tetapi, beberapa hari setelah kunjungan ku ke rumah keluarga yang lain selesai, kini aku pun mulai merasakan bosan dan jenuh, “hmm.. untung Dilla bawa novel dari Bukittinggi.” Pikirku dalam hati sambil mengambil sebuah novel yang ber judul ‘Bumi Cinta’.
Lalu aku mulai menjaga warung nenek sambil membaca novel. Maklum di kampong,, di sini banyak masyarakat yang membuat sebagian dari rumah mereka untuk dijadikan warung dari yang sederhana sampai yang lumayan besar. Dan termasuk nenekku, dari dulu beliau sudah berjualan.
Pada saat aku sedang asyik membaca novel, datanglah uncu,aciak dan teman-temannya. Mereka berbincang sambil sesekali bergurau asal, sedangkan aku masih sibuk dengan novel yang ada di tangan ku.Tiba-tiba “Teh es duo  Dila”.Kata uncu di dekatku.  Aku yang tengah hamyut dalam cerita novel yang inspiratif ini sontak kaget dan berkata ,”Astagfirullahal’azhim….Huh mangajuikan se ech…”.
Aku berdiri dari pelantaran warung menuju dapur.Ku buat teh es sesuai petunjuk nenek kemarin (Bukan berarti sebelumnya gak pandai buat teh es lo.. tapi cuma butuh perhatian dikit..:D).
Setelah  selesai ,teh es pun siap disajikan .Dengan penuh percaya diri ,aku berikan  teh  e situ kepada uncu dan temannya.Uncu langsung mencicipi dan berkata,”Ndeee,manih nyo lai la..”
“Banyak bana baagiah gulo la?”kata nenek .
“Dag nek,bantuak yang nek ajaan patang jo gulo nyo kok nek ..”jawbku membela diri.
“Yo lai sasendok tu?”Tanya nenek lagi.
“Lai nek..” seketika ku teringat bahwa aku memasukkan gula satu sendok makan ,tapi dengan gula yang menjulang laksana Gunung Singgalang. Aku hanya tertawa dalam hati.
Suasana langsung hening.Ku lihat uncu yang sedang menikmati teh es yang baru ku buatkan ,walau tampaknya sedikit menderita.
Tetapi tiba-tiba uncu kembali bersuara, “ndak do sendok yang lebih gadang lae ko la?” Tanya uncu. Aku yang dari tadi melanjutkan membaca novel hanya melirik dan sesaat aku hanya tertegun.
“Kyaaaaaaaaa..”
Aku berlari ke dapur dan kembali dengan sendok the di tangan. Ternyata tadi aku salah memberi sendok, yang aku berikan adalah sendok makan, bukan sendok teh. “ patuiklah yo,, dari tadi badantang-dantang se bunyi sendok.” Kata ku sambil tertawa kecil. Teman-teman aciak dan uncu hanya tertawa melihat tingkahku. Dan aku tak terlalu ambil pusing walau sebenarnya sangat malu. Akupun langsung melanjutkan membaca novel ku yang tertunda.

# Tik…….. tik….. tik….
Detik jam terus berbunyi, aciak dan teman-temannya masih menikmati dengan bersenda gurau. Sedangkan aku masih sibuk dengan Bumi Cintaku.
Tidak lama kemudian, sayup-sayup sampai aku mendengar suara aciak memanggil ku. Aku hanya mendengar aciak berkata, “La, teh la..” Dengan berat hati aku langsung ke dapur, membuatkan teh untuk aciak. Ku letakkan teh itu di atas meja lalu nenek bertanya kepadaku, “untuak sia teh ko la?’
“ndak tau la do nek, aciak tadi yang mintak.”
Aciak terlonjak kaget ketika aku menyebut namanya.
“Hah? Manga lo wak?” kata aciak.
“Eeech, kan aciak tadi yang mintak teh ka dilla ndg..?
“ndak do aciak minta teh ka dilla do, aciak ka mambayia teh nyo la..”  Bela aciak lagi.
Aku hanya terdiam, sesaat kemudian aku merasa muka ku telah merah padam. Malu, sedih, entah apa yang ku rasakan saat itu. Ternyata aku salah dengar, padahal aciak mengatakan kepada ku kalau dia ingin membayar teh, bukan meminta teh. 
 Aciak, Uncu, dan teman-temannya hanya tertawa, begitu pun nenek.. Aku hanya menyeringai.
Huh,, dasar… gara-gara terlalu asyik menikmati “Bumi Cinta”.

Hhehehe,, gimana guys..?
that is my experience…
just to entertain…:p

0 komentar:

Posting Komentar